MATERIAL BAHAN BANGUNAN RAMAH LINGKUNGAN
Pemanfaatan material
bekas atau sisa untuk bahan renovasi bangunan juga dapat menghasilkan bangunan
yang indah dan fungsional. Kusen, daun pintu atau jendela, kaca, teraso, hingga
tangga dan pagar besi bekas masih bisa dirapikan, diberi sentuhan baru, dan
dipakai ulang yang dapat memberikan suasana baru pada bangunan. Lebih murah dan
tetap kuat.
Material ramah lingkungan
memiliki kriteria sebagai berikut;
a. tidak beracun, sebelum maupun sesudah digunakan
b. dalam proses pembuatannya tidak memproduksi zat-zat berbahaya bagi lingkungan
c. dapat menghubungkan kita dengan alam, dalam arti kita makin dekat dengan alam karena kesan alami dari material tersebut (misalnya bata mengingatkan kita pada tanah, kayu pada pepohonan)
d. bisa didapatkan dengan mudah dan dekat (tidak memerlukan ongkos atau proses memindahkan yang besar, karena menghemat energi BBM untuk memindahkan material tersebut ke lokasi pembangunan)
e. bahan material yang dapat terurai dengan mudah secara alami
a. tidak beracun, sebelum maupun sesudah digunakan
b. dalam proses pembuatannya tidak memproduksi zat-zat berbahaya bagi lingkungan
c. dapat menghubungkan kita dengan alam, dalam arti kita makin dekat dengan alam karena kesan alami dari material tersebut (misalnya bata mengingatkan kita pada tanah, kayu pada pepohonan)
d. bisa didapatkan dengan mudah dan dekat (tidak memerlukan ongkos atau proses memindahkan yang besar, karena menghemat energi BBM untuk memindahkan material tersebut ke lokasi pembangunan)
e. bahan material yang dapat terurai dengan mudah secara alami
Material yang ramah
lingkungan menurut kriteria diatas misalnya; batu bata, semen, batu alam,
keramik lokal, kayu, dan sebagainya. Ramah lingkungan atau tidaknya material
bisa diukur dari kriteria tersebut atau dari salah satu kriteria saja, seperti
kayu yang makin sulit didapat, tapi bila dipakai dengan hemat dan benar bisa
membuat kita merasa makin dekat dengan alam karena mengingatkan kita pada
tumbuh-tumbuhan.
Semen, keramik, batu
bata, aluminium, kaca, dan baja sebagai bahan baku utama dalam pembuatan sebuah
bangunan berperan penting dalam mewujudkan konsep bangunan ramah lingkungan.
Untuk kerangka bangunan
utama dan atap, kini material kayu sudah mulai digantikan material baja ringan.
Isu penebangan liar (illegal logging) akibat pembabatan kayu hutan yang tak
terkendali menempatkan bangunan berbahan kayu mulai berkurang sebagai wujud
kepedulian dan keprihatinan terhadap penebangan kayu dan kelestarian bumi.
Peran kayu pun perlahan mulai digantikan oleh baja ringan dan aluminium.
Baja ringan dapat dipilih
berdasarkan beberapa tingkatan kualitas tergantung dari bahan bakunya. Rangka
atap dan bangunan dari baja memiliki keunggulan lebih kuat, antikarat,
antikeropos, antirayap, lentur, mudah dipasang, dan lebih ringan sehingga tidak
membebani konstruksi dan fondasi, serta dapat dipasang dengan perhitungan
desain arsitektur dan kalkulasi teknik sipil.
Kusen jendela dan pintu
juga sudah mulai menggunakan bahan aluminium sebagai generasi bahan bangunan
masa datang. Aluminium memiliki keunggulan dapat didaur ulang (digunakan
ulang), bebas racun dan zat pemicu kanker, bebas perawatan dan praktis (sesuai
gaya hidup modern), dengan desain insulasi khusus mengurangi transmisi panas
dan bising (hemat energi, hemat biaya), lebih kuat, tahan lama, antikarat,
tidak perlu diganti sama sekali hanya karet pengganjal saja, tersedia beragam
warna, bentuk, dan ukuran dengan tekstur variasi (klasik, kayu).
Bahan dinding dipilih
yang mampu menyerap panas matahari dengan baik. Batu bata alami atau fabrikasi
batu bata ringan (campuran pasir, kapur, semen, dan bahan lain) memiliki
karakteristik tahan api, kuat terhadap tekanan tinggi, daya serap air rendah,
kedap suara, dan menyerap panas matahari secara signifikan.
Kehalusan permukaan dan
warna bahan bangunan sangat menentukan iklim mikro di sekitar bangunan, warna
cerah dan permukaan licin adalah pemantul sinar matahari yang baik dan
menaikkan suhu sekitar. Warna gelap dan permukaan kasar akan membantu meredam
dan menyerap sinar dan panas matahari. Bahan bangunan berpori mudah meluncurkan
panas dan meluncurkannya kembali jika suhu udara disekitarnya menurun. Sangat
bijaksana jika memanfaatkan bahan-bahan bangunan alami seperti aslinya untuk
pelapis dinding dan lantai luar.
Berikiut adalah contoh
contoh pemanfaatan bahan bangunan alami (ramah lingkungan):
·
GENTENG SEJUK
Genteng
semen ijuk adalah genteng beton yang
dibuat dengan campuran pasir, semen dan ijuk sebagai bahan pengisi.
Manfaat
·
Menunjang program
pembangunan RS/RSS dan Rusun
·
Menciptakan lapangan
kerja
·
Digunakan sebagai penutup
atap
Spesifikasi
Teknis
Bahan baku
|
:
|
semen + ijuk +
pasir
|
Ukuran
|
:
|
38 x 23 1.2 cm
|
Berat
|
:
|
2.5 kg/bh
|
Beban
Lentur
|
:
|
80 kg/cm2
|
·
PANEL SERAT TEBU
Pengembangan
bahan bangunan dari limbah tebu menjadi papan
serat tebu
Manfaat
·
Menunjang program
pembangunan RS/RSS dan Rusun
·
Mengurangi pencemaran
lingkungan
·
Menciptakan lapangan
kerja
·
Digunakan untuk
langit-langit dan dinding partisi non-struktural
Spesifikasi
Teknis
Bahan baku
|
:
|
ampas tebu +
semen
|
Ukuran
|
:
|
240 x 60 x 2.5 cm
|
Kuat Lentur
|
:
|
40 – 50 kg/cm2
|
·
PANEL SEKAM PADI
Salah
satu pengembangan bahan bangunan dari limbah sekam padi menjadi Papan Sekam Padi
Manfaat
·
Menunjang program pembangunan
RS/RSS dan Rusun
·
Mengurangi pencernaran
lingkungan
·
Menciptakan lapangan
kerja
·
Digunakan untuk
langit-langit dan dinding partisi non-strukutral
Proses
Pembuatan
Sekam padi direndam dalam
air atau dapat langsung digiling, dicampur dengan semen,dicetak dengan alat
manual. Proporsi campuran = 1 semen : 4 sekam padi atau maksimum 20%
·
SAWIT BLOCK
Pengembangan
bahan bangunan dari limbah SAWIT menjadi Conblock.
Manfaat
·
Menunjang program
pembangunan RS/RSS dan Rusun
·
Mengurangi pencemaran
lingkungan
·
Menciptakan lapangan
kerja
·
Digunakan untuk dinding
partisi non-struktural
Spesifikasi
Teknis
Komposisi camp.
|
:
|
1 PC : 6 Agregat
( 20% Limbah + 80% Pasir)
|
Ukuran
|
:
|
8 x 20 x 40 cm
|
Kuat Lentur
|
:
|
25 kg – 35 kg /
cm2
|
·
Papercrate (kertas bekas sebagai bahan dinding)
Kertas bekas yang dimaksud disini adalah berupa kertas yang
mempunyai tekstur kasar seperti kertas Koran atau kardus, yang dihancurkan
menjadi semacam bubur kertas dan diolah lagi menjadi bata kertas agar dapat
digunakan untuk penggunaan lebih lanjut sebagai material bahan bangunan.
SPESIFIKASI KERTAS BEKAS
(PAPERCRATE)
· Mempunyai massa dan berat yang sangat ringan
· Bersifat lembek, sehingga mudah dibentuk
· Cukup kuat dalam menahan gaya vertikal
· Mempunyai bentuk yang ramping, sehingga memudahkan dalam pengemasan dan distribusinya
· Mempunyai massa dan berat yang sangat ringan
· Bersifat lembek, sehingga mudah dibentuk
· Cukup kuat dalam menahan gaya vertikal
· Mempunyai bentuk yang ramping, sehingga memudahkan dalam pengemasan dan distribusinya
KELEBIHAN PENERAPAN
KERTAS BEKAS (PAPERCRATE) PADA DINDING
·
Mampu menyerap panas
·
Meredam suara /
kebisingan
·
Tidak mengandung racun
·
Biaya produksi murah
·
Daya kering yang cepat
·
Penggunaan semen yang sedikit.
Linoleum: Bahan Pelapis Lantai Ramah Lingkungan
Bahannya elastis, tersusun dari material anorganik dan organik.
Pilihan warna dan ragam yang banyak memberi keuntungan untuk desain-desain masa
kini. Bahan pelapis lantai ini populer di Eropa. Banyak pilihan warna dan
desainnya. Produk ini bisa menjadi alternatif bahan untuk lantai rumah kita,
lantai area komersial, bahkan rumah sakit karena mudah dipasang, dirawat, dan
dibersihkan. Untuk memasangnya hanya butuh permukaan rata seperti lantai semen,
lalu diberi perekat khusus. Kalau mau afdol, perekatnya juga pakai yang
ramah lingkungan.
Sebagai bahan lantai, jika tak lagi dibutuhkan, Linoleum mudah diurai
kembali oleh tanah, alias ramah lingkungan. Inilah yang menjadi salah
satu kelebihannya. Standar Eropa yang ketat tentang material ramah lingkungan
membuat bahan ini dipergunakan sebagai salah satu alternatif pilihan para
desainer. Syarat yang ketat itu bisa dipenuhi oleh bahan pelapis Linoleum ini.
Ada satu hal penting juga yang menjadi keunggulan, yaitu daya tahannya terhadap
panas, dan tahan terhadap api lebih baik dari plastik dan kain.
Linoleum, bahan yang terbuat dari bahan alami yang terukur dan dihasilkan dari
sumber daya yang bisa diperbaharui. Terdapat setidaknya enam bahan utama, linseed
oil, rasin, woodfloor, limestone, pigment, jute . Linoleum pada
produk lantai terbagi menjadi tiga bentuk produk, yakni marmoleum yang
menampilkan motif-motif warna dan corak alami, artoleum yang menampilkan corak
kayu, dan Walton yang menghasilkan corak-corak yang memiliki tekstur.
·
TEMPURUNG KELAPA
Salah satu bagian pohon
kelapa yang pada saat ini belum banyak digunakan adalah tempurung kelapa
(batok) kelapa. Tempurung kelapa yang banyak dijumpai di pasar-pasar tradisional
dari sisa pemecahan buah kelapa saat ini sebagian besar digunakan sebagai bahan
bakar. Sebenarnya, tempurung kelapa (atau sisa berupa pecahan-pecahan) dapat
ditingkatkan kualitasnya menjadi bahan yang lebih bermanfaat dibanding hanya
sebagai bahan bakar saja. Oleh karena itu melalui rekayasa yang tepat, maka
tempurung kelapa dapat dibentuk menjadi mozaik ubin bahan bangunan yang antik,
unik, alami dan menarik
SPESIFIKASI TEMPURUNG
KELAPA
·
Mempunyai bentuk asli
berupa serat – serat serabut
·
Cukup empuk dan
hangat
·
Bersifat sedikit tembus
pandang sehingga terlihat pengisinya
·
Mampu menyerap
panas
·
Cukup baik untuk aplikasi
akustik (menyerap bunyi karena rongga pada serat)
·
Tahan air
No comments:
Post a Comment