Tuesday, November 28, 2017

MATERIAL BAHAN BANGUNAN RAMAH LINGKUNGAN

MATERIAL BAHAN BANGUNAN RAMAH LINGKUNGAN
Pemanfaatan material bekas atau sisa untuk bahan renovasi bangunan juga dapat menghasilkan bangunan yang indah dan fungsional. Kusen, daun pintu atau jendela, kaca, teraso, hingga tangga dan pagar besi bekas masih bisa dirapikan, diberi sentuhan baru, dan dipakai ulang yang dapat memberikan suasana baru pada bangunan. Lebih murah dan tetap kuat.
Material ramah lingkungan memiliki kriteria sebagai berikut;
a. tidak beracun, sebelum maupun sesudah digunakan
b. dalam proses pembuatannya tidak memproduksi zat-zat berbahaya bagi lingkungan
c. dapat menghubungkan kita dengan alam, dalam arti kita makin dekat dengan alam karena kesan alami dari material tersebut (misalnya bata mengingatkan kita pada tanah, kayu pada pepohonan)
d. bisa didapatkan dengan mudah dan dekat (tidak memerlukan ongkos atau proses memindahkan yang besar, karena menghemat energi BBM untuk memindahkan material tersebut ke lokasi pembangunan)
e. bahan material yang dapat terurai dengan mudah secara alami
Material yang ramah lingkungan menurut kriteria diatas misalnya; batu bata, semen, batu alam, keramik lokal, kayu, dan sebagainya. Ramah lingkungan atau tidaknya material bisa diukur dari kriteria tersebut atau dari salah satu kriteria saja, seperti kayu yang makin sulit didapat, tapi bila dipakai dengan hemat dan benar bisa membuat kita merasa makin dekat dengan alam karena mengingatkan kita pada tumbuh-tumbuhan.
Semen, keramik, batu bata, aluminium, kaca, dan baja sebagai bahan baku utama dalam pembuatan sebuah bangunan berperan penting dalam mewujudkan konsep bangunan ramah lingkungan.
Untuk kerangka bangunan utama dan atap, kini material kayu sudah mulai digantikan material baja ringan. Isu penebangan liar (illegal logging) akibat pembabatan kayu hutan yang tak terkendali menempatkan bangunan berbahan kayu mulai berkurang sebagai wujud kepedulian dan keprihatinan terhadap penebangan kayu dan kelestarian bumi. Peran kayu pun perlahan mulai digantikan oleh baja ringan dan aluminium.
Baja ringan dapat dipilih berdasarkan beberapa tingkatan kualitas tergantung dari bahan bakunya. Rangka atap dan bangunan dari baja memiliki keunggulan lebih kuat, antikarat, antikeropos, antirayap, lentur, mudah dipasang, dan lebih ringan sehingga tidak membebani konstruksi dan fondasi, serta dapat dipasang dengan perhitungan desain arsitektur dan kalkulasi teknik sipil.
Kusen jendela dan pintu juga sudah mulai menggunakan bahan aluminium sebagai generasi bahan bangunan masa datang. Aluminium memiliki keunggulan dapat didaur ulang (digunakan ulang), bebas racun dan zat pemicu kanker, bebas perawatan dan praktis (sesuai gaya hidup modern), dengan desain insulasi khusus mengurangi transmisi panas dan bising (hemat energi, hemat biaya), lebih kuat, tahan lama, antikarat, tidak perlu diganti sama sekali hanya karet pengganjal saja, tersedia beragam warna, bentuk, dan ukuran dengan tekstur variasi (klasik, kayu).
Bahan dinding dipilih yang mampu menyerap panas matahari dengan baik. Batu bata alami atau fabrikasi batu bata ringan (campuran pasir, kapur, semen, dan bahan lain) memiliki karakteristik tahan api, kuat terhadap tekanan tinggi, daya serap air rendah, kedap suara, dan menyerap panas matahari secara signifikan.
Kehalusan permukaan dan warna bahan bangunan sangat menentukan iklim mikro di sekitar bangunan, warna cerah dan permukaan licin adalah pemantul sinar matahari yang baik dan menaikkan suhu sekitar. Warna gelap dan permukaan kasar akan membantu meredam dan menyerap sinar dan panas matahari. Bahan bangunan berpori mudah meluncurkan panas dan meluncurkannya kembali jika suhu udara disekitarnya menurun. Sangat bijaksana jika memanfaatkan bahan-bahan bangunan alami seperti aslinya untuk pelapis dinding dan lantai luar.
Berikiut adalah contoh contoh pemanfaatan bahan bangunan alami (ramah lingkungan):
·         GENTENG SEJUK
Genteng semen ijuk adalah genteng beton yang dibuat  dengan  campuran pasir, semen dan ijuk sebagai bahan pengisi.
Manfaat
·         Menunjang program pembangunan RS/RSS dan Rusun
·         Menciptakan lapangan kerja
·         Digunakan sebagai penutup atap
Spesifikasi Teknis
 Bahan baku 
:
 semen + ijuk + pasir
 Ukuran
:
 38 x 23 1.2 cm
 Berat
:
 2.5 kg/bh
 Beban Lentur 
:
 80 kg/cm2
·         PANEL SERAT TEBU
Pengembangan bahan bangunan dari limbah tebu menjadi papan serat tebu
Manfaat
·         Menunjang program pembangunan RS/RSS dan Rusun
·         Mengurangi pencemaran lingkungan
·         Menciptakan lapangan kerja
·         Digunakan untuk langit-langit dan dinding partisi non-struktural
Spesifikasi Teknis
 Bahan baku
 :
 ampas tebu + semen
 Ukuran
 :
 240 x 60 x 2.5 cm
 Kuat Lentur
 :
 40 – 50 kg/cm2
·         PANEL SEKAM PADI
Salah satu pengembangan bahan bangunan dari limbah sekam padi menjadi Papan Sekam Padi
Manfaat
·         Menunjang program pembangunan RS/RSS dan Rusun
·         Mengurangi pencernaran lingkungan
·         Menciptakan lapangan kerja
·         Digunakan untuk langit-langit dan dinding partisi non-strukutral
Proses Pembuatan
Sekam padi direndam dalam air atau dapat langsung digiling, dicampur dengan semen,dicetak dengan alat manual. Proporsi campuran = 1 semen : 4 sekam padi atau maksimum 20%
·         SAWIT BLOCK
Pengembangan bahan bangunan dari limbah SAWIT menjadi Conblock.
Manfaat
·         Menunjang program pembangunan RS/RSS dan Rusun
·         Mengurangi pencemaran lingkungan
·         Menciptakan lapangan kerja
·         Digunakan untuk dinding partisi non-struktural
Spesifikasi Teknis
 Komposisi camp.
 :
 1 PC : 6 Agregat ( 20% Limbah + 80% Pasir)
 Ukuran
 :
 8 x 20 x 40 cm
 Kuat Lentur
 :
 25 kg – 35 kg / cm2
·      


Papercrate (kertas bekas sebagai bahan dinding)
Kertas bekas yang dimaksud disini adalah berupa kertas yang mempunyai tekstur kasar seperti kertas Koran atau kardus, yang dihancurkan menjadi semacam bubur kertas dan diolah lagi menjadi bata kertas agar dapat digunakan untuk penggunaan lebih lanjut sebagai material bahan bangunan.
SPESIFIKASI KERTAS BEKAS (PAPERCRATE)
· Mempunyai massa dan berat yang sangat ringan
· Bersifat lembek, sehingga mudah dibentuk
· Cukup kuat dalam menahan gaya vertikal
· Mempunyai bentuk yang ramping, sehingga memudahkan dalam pengemasan dan distribusinya
KELEBIHAN PENERAPAN KERTAS BEKAS (PAPERCRATE) PADA DINDING
·         Mampu menyerap panas
·         Meredam suara / kebisingan
·         Tidak mengandung racun
·         Biaya produksi murah
·         Daya kering yang cepat
·         Penggunaan semen yang sedikit.
 Linoleum: Bahan Pelapis Lantai Ramah Lingkungan
Bahannya elastis, tersusun dari material anorganik dan organik. Pilihan warna dan ragam yang banyak memberi keuntungan untuk desain-desain masa kini. Bahan pelapis lantai ini populer di Eropa. Banyak pilihan warna dan desainnya. Produk ini bisa menjadi alternatif bahan untuk lantai rumah kita, lantai area komersial, bahkan rumah sakit karena mudah dipasang, dirawat, dan dibersihkan. Untuk memasangnya hanya butuh permukaan rata seperti lantai semen, lalu diberi perekat khusus. Kalau mau afdol, perekatnya juga pakai  yang  ramah lingkungan.  
            Sebagai bahan lantai, jika tak lagi dibutuhkan, Linoleum   mudah diurai kembali oleh tanah, alias ramah lingkungan. Inilah yang  menjadi salah satu kelebihannya. Standar Eropa yang ketat tentang material ramah lingkungan membuat bahan ini dipergunakan sebagai salah satu alternatif pilihan para desainer. Syarat yang ketat itu bisa dipenuhi oleh bahan pelapis Linoleum ini. Ada satu hal penting juga yang menjadi keunggulan, yaitu daya tahannya terhadap  panas, dan tahan terhadap api lebih baik dari  plastik dan kain.
            Linoleum, bahan yang terbuat dari bahan alami yang terukur dan dihasilkan dari sumber daya yang bisa diperbaharui. Terdapat setidaknya enam bahan utama, linseed oil, rasin, woodfloor, limestone, pigment, jute . Linoleum pada produk lantai terbagi menjadi tiga bentuk produk, yakni marmoleum yang menampilkan motif-motif warna dan corak alami, artoleum yang menampilkan corak kayu, dan Walton yang menghasilkan corak-corak yang memiliki tekstur.
·       
TEMPURUNG KELAPA 
Salah satu bagian pohon kelapa yang pada saat ini belum banyak digunakan adalah tempurung kelapa (batok) kelapa. Tempurung kelapa yang banyak dijumpai di pasar-pasar tradisional dari sisa pemecahan buah kelapa saat ini sebagian besar digunakan sebagai bahan bakar. Sebenarnya, tempurung kelapa (atau sisa berupa pecahan-pecahan) dapat ditingkatkan kualitasnya menjadi bahan yang lebih bermanfaat dibanding hanya sebagai bahan bakar saja. Oleh karena itu melalui rekayasa yang tepat, maka tempurung kelapa dapat dibentuk menjadi mozaik ubin bahan bangunan yang antik, unik, alami dan menarik 
SPESIFIKASI TEMPURUNG KELAPA
·         Mempunyai bentuk asli berupa serat – serat serabut 
·         Cukup empuk dan hangat 
·         Bersifat sedikit tembus pandang sehingga terlihat pengisinya
·         Mampu menyerap panas 
·         Cukup baik untuk aplikasi akustik (menyerap bunyi karena rongga pada serat)

·         Tahan air 

Sunday, October 22, 2017

ARSITEKTUR HIJAU

BANGUNAN ARSITEKTUR HIJAU (Green Architecture Building)


Green Building mungkin ketika kita mengartikan dalam bahasa indonesia yang berupa bangunan hijau. Arti yang sebenarnya green building tersebut yaitu sebuah konsep tentang merencanakan suatu bangunan yang ramah terhadap lingkungan.

Konsep serupa adalah natural building, yang biasanya pada skala yang lebih kecil dan cenderung untuk berfokus pada penggunaan material-material yang digunakan yaitu material-material yang tersedia secara lokal. Konsep ini ada untuk dapat memenuhi kebutuhan generasi-generasi berikutnya mulai dari sekarang.

Konsep green building ini berupa pemaksimalan fungsi bangunan dalam beberapa aspek, yaitu:


Life cycle assessment (Uji AMDAL)


Dalam melakukan suatu perencanaan bangunan seharusnya melakukan kajian AMDAL apakah dalam pengadaan bangunan tersebut dapat mempengaruhi lingkungan sekitar baik itu segi sosial, ekonomi ataupun alam sekitar. Karena jika itu memberikan pengaruh yang cukup besar maka bangunan tersebut sudah menyalahi konsep dasar dari green building.



Efisiensi Desain Struktur
Dasar dalam setiap proyek konstruksi bermula pada tahap konsep dan desain. dalam Tahap konsep, pada  kenyataannya ini merupakan salah satu langkah utama dalam proyek yang memiliki dampak terbesar pada biaya dan kinerja proyek. Tujuan utama adalah merencanakan bangungan yang memiliki konsep green building adalah untuk meminimalkan dampak yang akan disebabkan dalam bangunan tersebut baik itu selama pelaksanaan dan selama penggunaan. Perencanaan bangunan gedung yang tidak efisien dalam struktur juga memberikan efek buruk terhadap lingkungan, yaitu pemakaian bahan bangunan yang sangat banyak sehingga terjadi pemborosan. 



Efisiensi Energi
Green Building sering mencakup langkah-langkah untuk mengurangi konsumsi energi – baik energi yang diperlukan untuk kehidupan sehari-hari, seperti kondisi bangunan yang segi mudahnya angin dan sinar matahari yang mudah masuk kedalam bangunan.. Selain itu selain segi operasional, segi pelaksanaan juga harus diperhatikan. Studi LCI US Database Proyek bangunan yang menunjukkan dibangun dengan kayu akan menghasilkan energi pempuangan yang lebih rendah daripada bangunan gedung yang bahan bangunannya menggunakan dengan batu bata, beton atau baja.

Untuk mengurangi penggunaan energi operasi, penggunaan jendela yang se-efisiensi mungkin dan insulasi pada dinding, plafon atau tempat masuknya aliran udara ke dalam bangunan gedung. Strategi lain, desain bangunan surya pasif, sering dilaksanakan di rumah-rumah rendah energi. Penempatan jendela yang efektif (pencahayaan) dapat memberikan cahaya lebih alami dan mengurangi kebutuhan penerangan listrik di siang hari.

Efisiensi Air

Konsep green building juga memperhatikan mengenai penggunaan air. Sekarang, banyak konsep desain rumah yang mengabaikan tentang penggunaan air. Mostly, rumah-rumah mengandalkan penggunaan air tanah yang berasal dari sumur dangkal ataupun dalam tanpa memberikan maasukan tambahan air kepada tanah yang berakibat turunnya permukaan air tanah dan turunnya permukaan tanah permukaan. Kurangnya kesadaran masyarakat untuk membuat penyimpanan atau memberikan asupan air kepada tanah di lingkungan yang ada disekitarnya. Solusinya yaitu dengan membuat tandon air penadah hujan di bawah tanah atau membuat sumur resapan penadah air hujan. Sistem penadah hujan yang mana ketika air turun di atas bangunan gedung yang kemudian direkayasa sedemikian rupa sehingga direncanakan air akan berkumpul pada satu tempat dan dialirkan menuju sumur resapan untuk menghindari terjadinya penurunan permukaan air tanah.

Efisiensi Material
Berbicara mengenai bangunan maka akan menjurus kepada penggunaan material yang ada. Hal ini ada hubungannya dengan efisiensi dari desain struktur. Selain struktur, segi arsitektural juga diperhatikan seperti penggunaan dinding yang terlalu tebal, penggunaan material yang berat yang memberikan efek pada kekuatan struktur yang lebih dll. Sehingga semakin banyak material yang digunakan maka akan memberikan efek kepada pengeluaran dana, impact terhadap lingkungan, pengeluaran energi dalam konstruksi, dll.

Sekian dulu untuk postingan yang membahas mengenai green building semoga dapat memberikan inspirasi kepada semua orang. Adapun postingan berikutnya yang telah membahas tentang material green building


(Sumber : http://archiholic99danoes.blogspot.co.id/2011/11/bangunan-hijau-green-building.html)

CONTOH ARSITEKTUR HIJAU (Green Architecture)

Tampak Depan Bangunan
Fasad bangunan sebuah hunian yang berlokasi di wilayah Bintaro, Tangerang ini berhasil ‘mencuri’ perhatian orang saat melintas di depannya. Pasalnya, bagian dinding pada bangunan dua lantai bergaya modern itu ditutup oleh green wall ataupun tanaman rambat. Kemudian di sekelilingnya terdapat beragam jenis tanaman hijau yang menyejukkan mata.
Konsep desain tersebut ternyata merupakan keinginan pemilik yang kemudian dikerjakan oleh Arsitek Ryadi Rizal Barsjah dan Eko Sulistyo dari Desain RumahKoe. Arsitek menerapkan konsep new vernacular yang mengedepankan unsur lokal dan pendekatan ramah lingkungan.
Dari tampak muka terlihat seperti tiga massa bangunan yang disatukan. Satu massa bangunan utama berbentuk vernakuler dengan atap pelana yang berada di tengah, selanjutnya diapit oleh dua massa bangunan modern dengan atap datar di sisi kiri dan
di sisi kanan.

Antarmassa bangunan merupakan ruang terbuka dalam bentuk taman atau kolam ikan serta dinding-dinding tinggi yang ditutup dengan hijauan dari tanaman merambat ataupun green wall. Dengan komposisi ruang seperti ini, keberadaan ruang terbuka di antara ruang berfungsi sebagai “kantung udara” yang mendorong terjadinya pergerakan udara segar dan meneruskan cahaya alami masuk sampai ke sudut-sudut ruang terdalam sehingga terasa sehat dan nyaman.

Untuk menghindari efek panas matahari sore, bidang dinding yang menghadap ke arah Barat “dilapis” dengan vertical garden sehingga panas matahari yang tajam diredam oleh tanaman sebelum masuk ke dalam. Di lantai atas, ruangan di balik dinding tersebut merupakan kamar mandi yang melengkapi kamar tidur utama, yang juga berfungsi sebagai “penyangga” agar kamar tidur utama tidak bersinggungan langsung dengan dinding tersebut.

Penerapan desain ini tak hanya berhasil menyejukkan mata, tetapi juga mampu meredam panas serta mengalirkan udara dengan baik, sehingga rumah terasa lebih sejuk meskipun tanpa bantuan pendingin udara.
Foto : Ifran Nurdin

(Sumber : http://majalahasri.com/menyejukkan-rumah-lewat-green-wall-pada-fasad/)